Sudah hampir tiga tahun aku tidak
menulis ini. Menulis Gang Rumah-ku. Menulis cerita yang sering aku berikan
(secara diam-diam) padamu ketika kita SMP dulu. Yang pertama, aku ingin meminta
maaf karena baru sempat menulis dan baru ingat kalau selama ini, aku tidak
pernah lagi menulis Gang Rumah-ku. Aku juga sudah lupa, entah Gang Rumah-ku
chapter keberapa yang aku tulis sekarang. Aku juga meminta maaf karena menyita
waktumu dari dulu sampai sekarang untuk membaca Gang Rumah-ku. Maaf juga karena
aku membiarkanmu membaca cerita-cerita aneh ini. Dan sekarang, aku menulis Gang
Rumah-ku lagi untuk kau baca. Sesuai permintaanmu, aku tulis Gang Rumah-ku ini
sebagai hadiah ulang tahunmu.
Sekarang, kau pasti sudah menjelma
menjadi seorang perempuan dewasa. Bukan lagi gadis manis yang sering aku sebut
pada Gang Rumah-ku ketika kita SMP dulu. Bukan lagi perempuan dengan tas ransel
berwarna pink di punggung dan jepit rambut dengan warna senada bertengger apik di
rambutmu. Kau juga pasti merasakan itu. Waktu yang mengubah bayi menjadi
kanak-kanak, dan waktu pula yang mengubah gadis manis menjadi perempuan dewasa.
Jangan pernah khawatirkan itu. Itu adalah siklus yang hidup berikan kepada
kita. Percayalah, semesta telah mengatur segala hal dalam hidup kita dengan
waktunya masing-masing.
Dua puluh tahun. Angka yang sangat
indah. Seperti seekor angsa dan bulan purnama. Dua puluh tahun. Sebuah masa
yang tidak singkat. Masa di mana kita menjalani sebagian besar proses
pertumbuhan dan perkembangan kita. Dua puluh tahun. Waktu yang sangat penting.
Karena pada titik-titik tertentu dalam dua puluh tahun ini, kita menentukan
jalan mana yang akan kita pilih untuk kita jalani. Dua puluh tahun. Kesempatan
yang Tuhan berikan pada kita. Untuk mendewasa.
Mungkin akan terasa lebih menyenangkan
jika kita bisa berbagi cerita tentang masa-masa menjelang dua puluh tahun ini.
Kau pasti akan bercerita tentang kuliahmu, tempat tinggalmu, dan tentunya teman
lelakimu. Begitu pula diriku. Aku akan bercerita tentang duniaku. Tentang
sajak-sajak, kampus, kenekatan-kenekatanku dan mungkin juga tentang hatiku. Dan juga semua hal yang sering kita bicarakan
sejak dulu. Namun kali ini adalah percakapan yang berbeda. Bukan lagi
percakapan antara dua orang murid SMP melainkan percakapan antara dua orang
perempuan yang baru saja mengecap arti kedewasaan. Akan ada banyak hal baru
yang akan kita ceritakan. Dan gaya bicara kita, tentu akan jauh lebih dewasa.
Selamat merayakan usia. Selamat
merayakan angka dua puluh. Semoga angka dua puluh bisa membawa kebahagiaan dan
berkah yang berlimpah untukmu. Semoga angka dua puluh bisa mewujudkan semua cita-citamu.
Semoga angka dua puluh bisa memberikan banyak pelajaran berharga untukmu.
Yang terakhir, aku ingin mengucapkan
terima kasih kepadamu. Terima kasih karena sudah mau selalu menjadi penunggu
setia Gang Rumah-ku. Terima kasih karena sudah memberiku ruang untuk mengeluh
selama ini. Dan terima kasih sudah mau membaca tulisan ini sampai selesai.
“Usia
adalah angka yang mengikat hidup kita. Tapi usia tidak bisa mengikat jiwa kita untuk
melampaui batas-batas angka itu. (poe)”
Bali Utara, 25 September-7 Oktober
Hadiah Ulang Tahun
ke-20 untuk Penunggu Setia Gang Rumah-ku, SA Nuri Andari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar