Minggu, 07 Oktober 2012

Gang Rumah-Ku


Sudah hampir tiga tahun aku tidak menulis ini. Menulis Gang Rumah-ku. Menulis cerita yang sering aku berikan (secara diam-diam) padamu ketika kita SMP dulu. Yang pertama, aku ingin meminta maaf karena baru sempat menulis dan baru ingat kalau selama ini, aku tidak pernah lagi menulis Gang Rumah-ku. Aku juga sudah lupa, entah Gang Rumah-ku chapter keberapa yang aku tulis sekarang. Aku juga meminta maaf karena menyita waktumu dari dulu sampai sekarang untuk membaca Gang Rumah-ku. Maaf juga karena aku membiarkanmu membaca cerita-cerita aneh ini. Dan sekarang, aku menulis Gang Rumah-ku lagi untuk kau baca. Sesuai permintaanmu, aku tulis Gang Rumah-ku ini sebagai hadiah ulang tahunmu.

Sekarang, kau pasti sudah menjelma menjadi seorang perempuan dewasa. Bukan lagi gadis manis yang sering aku sebut pada Gang Rumah-ku ketika kita SMP dulu. Bukan lagi perempuan dengan tas ransel berwarna pink di punggung dan jepit rambut dengan warna senada bertengger apik di rambutmu. Kau juga pasti merasakan itu. Waktu yang mengubah bayi menjadi kanak-kanak, dan waktu pula yang mengubah gadis manis menjadi perempuan dewasa. Jangan pernah khawatirkan itu. Itu adalah siklus yang hidup berikan kepada kita. Percayalah, semesta telah mengatur segala hal dalam hidup kita dengan waktunya masing-masing.

Dua puluh tahun. Angka yang sangat indah. Seperti seekor angsa dan bulan purnama. Dua puluh tahun. Sebuah masa yang tidak singkat. Masa di mana kita menjalani sebagian besar proses pertumbuhan dan perkembangan kita. Dua puluh tahun. Waktu yang sangat penting. Karena pada titik-titik tertentu dalam dua puluh tahun ini, kita menentukan jalan mana yang akan kita pilih untuk kita jalani. Dua puluh tahun. Kesempatan yang Tuhan berikan pada kita. Untuk mendewasa.

Mungkin akan terasa lebih menyenangkan jika kita bisa berbagi cerita tentang masa-masa menjelang dua puluh tahun ini. Kau pasti akan bercerita tentang kuliahmu, tempat tinggalmu, dan tentunya teman lelakimu. Begitu pula diriku. Aku akan bercerita tentang duniaku. Tentang sajak-sajak, kampus, kenekatan-kenekatanku dan mungkin juga tentang hatiku.  Dan juga semua hal yang sering kita bicarakan sejak dulu. Namun kali ini adalah percakapan yang berbeda. Bukan lagi percakapan antara dua orang murid SMP melainkan percakapan antara dua orang perempuan yang baru saja mengecap arti kedewasaan. Akan ada banyak hal baru yang akan kita ceritakan. Dan gaya bicara kita, tentu akan jauh lebih dewasa.

Selamat merayakan usia. Selamat merayakan angka dua puluh. Semoga angka dua puluh bisa membawa kebahagiaan dan berkah yang berlimpah untukmu. Semoga angka dua puluh bisa mewujudkan semua cita-citamu. Semoga angka dua puluh bisa memberikan banyak pelajaran berharga untukmu.

Yang terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu. Terima kasih karena sudah mau selalu menjadi penunggu setia Gang Rumah-ku. Terima kasih karena sudah memberiku ruang untuk mengeluh selama ini. Dan terima kasih sudah mau membaca tulisan ini sampai selesai.

Usia adalah angka yang mengikat hidup kita. Tapi usia tidak bisa mengikat jiwa kita untuk melampaui batas-batas angka itu. (poe)


Bali Utara, 25 September-7 Oktober
Hadiah Ulang Tahun ke-20 untuk Penunggu Setia Gang Rumah-ku, SA Nuri Andari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar